Habiskan Dana Puluhan Juta, Musholla yang Dibangun Pemkam Sri Gemilang Hanya Seperti Pondok Biasa dan Diduga Belum Layak di Gunakan
SIAK – Kebijakan Pemerintah Kampung Sri Gemilang dalam mengucurkan Dana Desa Puluhan Juta Rupiah pada tahun 2022 yang lalu dengan membangun sebuah Musholla, namun sangat disayangkan bentuknya hanya seperti pondok biasa saja, diduga sampai saat ini tak difungsikan
Bangunan tersebut di buat dalam kawasan Wisata pinggiran Sungai atau Jembatan Wisata Berembang Kampung Sri Gemilang, dinilai masyarakat kebijakan yang belum tepat sasaran untuk saat ini, Pasalnya saat ini tampak kondisi Wisata tersebut sudah lama dalam keadaan tidak difungsikan,tak terurus dan bahkan rusak berat
Berdasarkan informasi dari masyarakat, bahwa bangunan musholla yang sudah di dibuat tersebutpun belum layak digunakan, bahkan bukan seperti Musholla apalagi di saat kondisi trek jembatan wisatanya dalam keadaan rusak berat dan hancur
bahkan sangat jelas kelihatan sudah lama tak terurus serta papan sebagai pijakan trek jembatan sudah banyak hilang dan lapuk, tentu membuat dugaan orang yang melihat seperti ada kejanggalan dan juga menjadi tanda tanya bagi masyarakat, ada apa itu diprioritaskan. Pada saat kondisi masyarakat lagi dilanda kesulitan ekonomi.
Berdasarkan pantauan awak media langsung ke lokasi pada Senin (26/06/2023), bersama dengan Ketua LSM Forkorindo Kabupaten Siak, memang tampak Kondisi Musholla belum layak digunakan apa lagi di lokasi tersebut berada di pinggiran sungai Siak tepatnya lokasi di dalam wisata berembang yang tidak terurus sama sekali dan rusak berat, bahkan jauh dari rumah penduduk setempat.
Kemudian awak media langsung ke Kantor Pemerintah Kampung Sri Gemilang, menjumpai Penghulu Sri Gemilang Eswandi Candra untuk mengkonfirmasi terkait hal dimaksud,
Selain Penghulu didalam kantor Kampung tersebut juga ada beberapa perangkat kampung, Bhabinkamtibmas, Ketua Bapekam yang juga merupakan saudara Kandung Penghulu dan beberapa warga lainnya menggunakan pakaian biasa. Sepertinya sudah dipersiapkan oleh penghulu menunggu kedatangan Awak media dan Lembaga Swadaya Masayarakat
Kemudian Penghulu Sri Gemilang Eswandi Candra tersebut menyampaikan kepada awak media, bahwa musholla yang dibangun tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan pembangunan atau ketentuan didalam Rincian Anggaran Biaya (RAB) serta sudah sesuai gambarnya, sedangkan anggaran yang digunakan dari Bantuan Dana Provinsi senilai Rp 46 juta Rupiah
“ Kami tentu menjalankan ini sesuai dengan RAB yang telah dibuat, sesuai dengan gambar perencanaan pembangunan musholla tersebut, yang berasal dari Dana Provinsi senilai 46 juta Rupiah. Mungkin ada masyarakat kami yang menduga bahwasanya itu banyak untunglah, yang telah menyampaikan kepada teman-teman media
Sebenarnya banyak bahan yang tidak cukup, seperti atap dianggarkan hanya 20 keping namun kenyataannya menghabiskan 1 kodi setengah, kemudian ada pembuatan plang Informasi walaupun tidak ada dianggaran, kalau perlu kelapangan mari kita hitung sama-sama,”ucap Penghulu
Kalau memang ada salah dimana salahnya, disitu ada pajak juga. Kemudian kenapa dibuat disungai karena di sungai adalah DAS jadi boleh-boleh saja dibuat pada lokasi itu, sedangkan kalau di darat tentu harus ada hibah lahan. Kemudian selain itu pembangunan musholla ini sesuai dengan instruksi Bupati Siak untuk penunjang tempat wisata seperti tempat ibadah bagi pengunjung nantinya
Penghulu Eswandi juga melanjutkan,” bahwa objek wisata mangrove yang ada itu dibangun kalau tidak salah pada tahun 2017 atau 2018 dengan anggaran sekitar 300 juta lebih, tidak sampai 400 ratus juta, itu banyak bangunan swadayanya, bahkan tiang jembatan kami buat pakai cor,” tutur Penghulu Eswandi
Sementara itu, Ketua LSM Forkorindo Kabupaten Siak Syahnurdin kepada awak media menyampaikan bahwa sangat menyayangkan sekali dengan kondisi wisata pinggiran sungai siak yang telah dibuat menggunakan Dana Desa baik dari Provinsi maupun APBN tersebut, terkesan sengaja tidak terawat dengan baik, tidak terurus lagi, bahkan papan pada trek jembatannya banyak yang lapuk, tidak ada lagi. Sampai papan nama objek wisata juga tak tentu arah lagi letaknya lagi
”Kami melihat bahwa objek wisatanya saat ini tidak jalan, tidak terurus tapi dibangun lagi Musholla yang hanya seperti pondok biasa di dalam sungai itu, dengan kondisinya jika kami menilai bahwa itu belum layak di gunakan sebagai tempat ibadah, apalagi modelnya sangat kecil dan terbuka tanpa dinding serta fasilitas yang lainnya belum ada. Kemudian lokasi tersebut tanpa ada dijaga bahkan sangat dikhawatirkan hanya menjadi program yang sia-sia saja. Seharusnya Penggunaan Dana Desa diarahkan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan ekonomi desa,”sebut Syahnurdin
Lanjutnya lagi,”kami sangat berharap penggunaan dana desa harus diprioritaskan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan untuk kesejahteraan masyarakat, dalam Hal ini tentu harus sejalan dengan Prioritas penggunaan Dana Desa, yang bertujuan untuk pemulihan ekonomi nasional,program prioritas nasional, mitigasi, penanganan bencana alam dan non alam untuk mendukung pencapaian SDGs Desa,”ucap Syahnurdin
Oleh karena itu, masih kata Syahnurdin,”sesuai informasi dari masyarakat dan hasil temuan kami di lapangan serta sesuai tupoksi yang kami miliki, maka kami selaku LSM terkait masalah ini, akan membuat pelaporan dan juga mengkonsultasikan kepada pihak Aparat Penegak Hukum (APH) yang ada, sesuai dengan apa yang kami temukan dilapangan secara langsung,” tutur Syahnurdin Ketua LSM Forkorindo Kabupaten Siak (hd)
Tidak ada komentar